0 0
Read Time:5 Minute, 31 Second

Dalam momen yang penuh emosi dan kebanggaan, tim nasional Palestina berhasil menembus babak grup Piala Arab FIFA 2025 setelah mengalahkan Libya lewat drama adu penalti. Kemenangan ini bukan sekadar pencapaian olahraga biasa, tapi membawa kebahagiaan bagi jutaan warga Palestina di tengah situasi yang penuh tantangan.

Pertandingan kualifikasi yang digelar di Stadion Thani bin Jassim, Doha, Qatar, pada Selasa (25 November 2025) berakhir imbang 0-0 setelah 90 menit permainan. Drama penalti pun menjadi penentu—dan tim nasional Palestina melaju ke Piala Arab FIFA dengan skor 4-3.

Kiper Rami Hamada jadi pahlawan dengan menyelamatkan tendangan kapten Libya, Ali Yusuf, di ronde pertama. Momen krusial lainnya datang saat Amid Mahajna dengan tenang mengeksekusi penalti terakhir Palestina, sementara Marwan Al Hbeishi gagal mencatatkan nama Libya di papan skor.

Profil Lengkap Tim Nasional Palestina

Tim nasional Palestina, yang dikenal dengan julukan “Lions of Canaan” (Singa-Singa Kanaan) atau “The Knights” (Para Ksatria), memiliki perjalanan panjang dan penuh tantangan dalam sejarah sepak bola dunia.

Sepak bola sudah lama menjadi bagian dari budaya Palestina sejak masa Kekaisaran Ottoman. Asosiasi Sepak Bola Palestina (Palestinian Football Association/PFA) dibentuk pada Agustus 1928 dan bergabung dengan FIFA pada Juni 1929. Saat itu, asosiasi ini terdiri dari klub-klub Arab, Yahudi, dan klub yang mewakili polisi serta tentara Inggris.

Perjalanan modern tim nasional Palestina dimulai tahun 1998, dengan pertandingan pertama yang diakui FIFA adalah kekalahan 1-3 dari Lebanon dalam laga persahabatan. Sejak saat itu, mereka terus berjuang membuktikan diri di kancah internasional.

Yang membuat kisah tim ini istimewa adalah seluruh pertandingan kandang mereka harus digelar di lokasi netral karena situasi konflik yang berkepanjangan. Ini tantangan luar biasa yang tidak dialami banyak tim nasional lain. Meski begitu, semangat juang mereka tidak pernah padam.

Warna utama kostum mereka adalah merah dan putih—simbol kebanggaan nasional yang selalu mereka bawa ke setiap lapangan. Saat ini, tim nasional Palestina berada di peringkat 98 FIFA, menunjukkan perkembangan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir.

Tim Nasional Palestina Melaju ke Piala Arab FIFA 2025

Kemenangan atas Libya dalam laga kualifikasi bukan datang dengan mudah. Pelatih Ihab Abu Jazar mengakui ini pertandingan playoff tersulit yang pernah mereka hadapi.

“Libya sangat kuat. Situasi kami dan beberapa pemain yang absen membuat semuanya lebih sulit, tapi kami bangga,” ujar Abu Jazar kepada Al Kass TV. Dia menambahkan bahwa sepak bola adalah salah satu dari sedikit hal yang bisa membawa kebahagiaan bagi rakyat Palestina.

Persiapan tim sebelum laga juga maksimal. Mereka menjalani pemusatan latihan di Spanyol, menghadapi tim regional kuat dari Catalonia dan Basque Country. Sebelumnya, mereka juga mencatatkan kemenangan mengesankan 1-0 atas juara bertahan Piala Arab, Aljazair.

Kapten tim, Musab Al-Battat, menyebut kualifikasi ini sebagai sumber kebanggaan. “Hanya dengan membuat anak-anak Palestina tersenyum sudah menjadi pencapaian bagi setiap pemain,” katanya dengan penuh emosi.

Dengan kualifikasi ini, tim nasional Palestina akan bergabung dalam Grup A bersama tuan rumah Qatar, Tunisia, dan Suriah. Pembukaan turnamen akan digelar pada 1 Desember 2025 di Stadion Al Bayt, dan pertandingan final dijadwalkan berlangsung pada 18 Desember di Stadion Lusail—tempat yang sama dengan final Piala Dunia 2022.

Turnamen ini melibatkan 16 tim dari negara-negara Arab, dengan sembilan tim lolos langsung berdasarkan peringkat FIFA, sementara tujuh sisanya harus melewati babak kualifikasi seperti yang dilalui Palestina.

Strategi Tim Nasional Palestina

Di bawah kepemimpinan Ihab Abu Jazar, tim nasional Palestina menerapkan gaya permainan yang pragmatis namun efektif. Mereka fokus pada organisasi pertahanan yang solid, kerja kolektif yang kompak, dan serangan balik cepat untuk memanfaatkan setiap celah yang diberikan lawan.

Abu Jazar sendiri berkali-kali menekankan pentingnya simbolis dari setiap pertandingan bagi rakyat Palestina. Ini membuat timnya bermain tidak hanya untuk poin, tapi juga untuk membawa harapan bagi jutaan pendukung mereka di seluruh dunia.

Meski menghadapi Libya yang diperkuat dengan pemain-pemain berpengalaman seperti Ezzeddin El Maremi yang sedang dalam performa apik, Palestina berhasil menjaga gawang mereka tetap rapat selama 90 menit. Ketangguhan mental mereka kemudian terbukti saat adu penalti, di mana pengalaman dan kesiapan psikologis menjadi kunci kemenangan.

Salah satu kekuatan Palestina adalah kemampuan mereka beradaptasi dengan tekanan. Dalam laga kualifikasi ini, meski tanpa beberapa pemain berbasis Eropa, mereka tetap tampil maksimal dengan mengandalkan kedalaman skuad dan semangat juang tinggi.

Strategi ini terbukti efektif—mereka tidak membiarkan Libya mendominasi permainan dan mampu menciptakan beberapa peluang berbahaya melalui serangan balik yang terorganisir.

Prestasi Tim Nasional Palestina

Perjalanan tim nasional Palestina dalam sepak bola internasional penuh dengan pencapaian membanggakan, terutama jika kamu mempertimbangkan tantangan luar biasa yang mereka hadapi.

Prestasi terbesar mereka datang pada 2014 saat menjuarai AFC Challenge Cup dengan mengalahkan Filipina 1-0 di final. Kemenangan ini mengantarkan mereka ke Piala Asia AFC 2015—debut pertama mereka di turnamen bergengsi tersebut.

Sejak saat itu, konsistensi mereka terus meningkat. Palestina berhasil lolos ke empat edisi Piala Asia AFC berturut-turut, termasuk edisi 2019 di mana mereka lolos melalui jalur kualifikasi reguler untuk pertama kalinya.

Pada Februari 2018, tim nasional Palestina mencapai posisi tertinggi mereka di peringkat FIFA—posisi 73—setelah menjalani 12 pertandingan tanpa kekalahan dari Maret 2016 hingga Maret 2018. Ini pencapaian luar biasa yang menunjukkan perkembangan kualitas tim.

Dalam Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026, meski menghadapi berbagai kesulitan termasuk kontroversi keputusan wasit dalam laga melawan Oman, Palestina berhasil lolos ke babak ketiga dan menunjukkan permainan yang kompetitif melawan tim-tim kuat Asia seperti Australia dan Korea Selatan.

Mereka juga sudah memastikan tempat di Piala Asia AFC 2027, menunjukkan bahwa progress mereka bukan sekadar kebetulan tapi hasil dari kerja keras dan pengembangan yang konsisten.

Kini dengan lolos ke Piala Arab FIFA 2025, Palestina menambah daftar prestasi mereka dan kembali membuktikan bahwa mereka layak diperhitungkan di level regional.

Penutup

Keberhasilan tim nasional Palestina melaju ke Piala Arab FIFA 2025 adalah lebih dari sekadar kemenangan di lapangan hijau. Ini adalah simbol ketahanan, harapan, dan kebanggaan bagi seluruh rakyat Palestina di manapun mereka berada.

Momen kualifikasi dramatis melawan Libya di Doha menunjukkan bahwa sepak bola memiliki kekuatan untuk menyatukan dan membawa kegembiraan, bahkan di tengah situasi yang paling menantang sekalipun. Setiap tendangan penalti yang dieksekusi adalah representasi dari perjuangan panjang yang terus mereka jalani.

Dengan bergabung di Grup A bersama Qatar, Tunisia, dan Suriah, Palestina akan menghadapi tantangan berat di turnamen yang akan berlangsung dari 1-18 Desember 2025. Namun jika ada satu hal yang bisa kita pelajari dari perjalanan mereka selama ini, itu adalah bahwa tim ini tidak pernah menyerah.

Kapten Musab Al-Battat merangkum semuanya dengan sempurna: membuat anak-anak Palestina tersenyum sudah menjadi kemenangan terbesar mereka. Dan dengan lolos ke Piala Arab FIFA 2025, senyuman itu kini tersebar lebih luas lagi.

Kita tunggu penampilan mereka di turnamen nanti—semoga tim nasional Palestina bisa terus membawa prestasi dan kebanggaan bagi pendukung mereka di seluruh dunia. Semangat para Ksatria!

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %